Kamis, 11 Februari 2016

TEORI-TEORI

1.     TeoriWaisya


Teori Waisya dikemukakan oleh N.J  Krom berdasarkan alasan motivasi terbesar datangnya bangsa India ke Indonesia yaitu untuk berdagang. Golongan pedagang dari kasta Waisya merupakan golongan terbesar yang dating ke Indonesia.Kemudian mereka menetap di Indonesia. Dalam teori ini, para pedagang India diangggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu – Budha kepada masyarakat local ketika melakukan perdagangan.


KelebihanteoriWaisya :
·         Banyaknya sumberdaya alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompokpedagang) tertarik untuk bertransaks ijualbeli di Indonesia. Saat itu, kebanyakan pedagang yang dating ke Indonesia berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu, sehingga ketika mereka berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu dan Buddha.
KelemahanteoriWaisya :
·         Para pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa
Bantahan para ahliterhadapteoriWaisya :
·         Motif mereka dating untuk berdagang, bukan untuk menyebarkan agama Hindu  sehingga hubungan yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja dengan  para saudagar (pedagang India) hanya seputar perdagangan dan tidak akan membawa perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu.
·         Mereka lebih banyak menetap di daerah pantai untuk memudahkan kegiatan perdagangannya. Mereka dating ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka singgah mungkin hanya sekedar mencari perbekala n untuk perjalanan mereka selanjutnya atau untuk menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan. Sementara itu, kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak terletak di daerah pedalaman seperti PulauJawa, Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga, penyebarluasan agama Hindu tidak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya yang menjadi pedagang.
·         Meskipun ada perkampungan para pedagang India di Indonesia,  tetapi kedudukan mereka tidak berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap sebagaian besar hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga kehidupan ekonomi mereka tidak jauh berbeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya yang mereka bawa tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan kehidupan keagamaan masyarakat setempat.
·         Kaum Waisya tidak mempunyai tugas untuk menyebarkan agama Hindu sebab yang bertugas menyebarkan agama Hindu adalah Brahmana. Lagi pula para pedagang tidak menguasai secara mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka tidak memahami bahasa Sansekerta sebagai pedoman untuk membaca kitab suci Weda.
·         Tulisan dalamprasasti danbangunankeagamaan Hindu yang ditemukan di Indonesia berasal dari bahasaSansekerta yang hanyadigunakan olehKaum Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan upacara keagamaan.

·         Jika para pedagang yang berperan terhadap penyebaran kebudayaan, maka pusat-pusar kebudayaan mestinya hanya terdapat di wilayahperdagangan, seperti di pelabuhan atau di pusatkota yang ada di dekatnya. Kenyataannya, pengaruhkebudayaan Hindu ini banyak terdapat di wilayah pedalaman, seperti di buktikan dengan adanya kerajaan bercorak Hindu di pedalaman pulau Jawa.

2. Teori Ksatria

Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia mengatakan bahwa pada masa lampau di negara India sering terjadi perang antar golongan. Para prajurit yang kalah atau jenuh dalam menghadapi Perang antar golongan tersebut lantas mereka meninggalkan India.
Dan menyebar ke berbagai wilayah di dunia. Rupanya, di antaramereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan kebudayaan hindu.

Tiga ahli mengemukakan pendapatnya tentang teori Ksatria :
a)      C.C Berg
Mengemukakan bahwa para ksatria ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Mereka dijanjikan akan diberi hadiah apabila menang, yaitu dinikahkan dengans eorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinan ini, tradisi hindu berkembang dengan mudah di Indonesia.
b)      Mookerji
para ksatria ini membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi kerajaan dan menjalinhubungan dengan kerajaan India.
c)       J.L. Moens
Mengemukakan bahwa pada abad ke-5, banyak para ksatria yang melarikan dir ikarena peperangan di India. Para ksatria yang berasal dari keluarga kerajaan mendirikan kerajaan baru di Indonesia.
KelebihanteoriKsatria
·         Semangat berpetualang dan menaklukan daerah lain, pada saat itu umumnya dimiliki oleh para Ksatria (keluarga kerajaan)
KelemahanteoriKsatria :
·         Para ksatria tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
·         Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan-kerajaan India, tentunya ada bukti prasasti (jayaprasasti/jayastamba/tugukemenangan) yang menggambarkan penaklukkantersebut. Akan tetapi, baik di India maupun Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yang menceritakan tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan Cola di India, tidak dapat dipakai sebagai bukti yang memperkuat hipotesisi ni. Hal ini disebabkan penaklukkan tersebut terjadi pada abad ke-11 sedangkan bukti-bukti yang diperlukan harus menunjukkan pada kurun waktu yang lebih awal.

3. TeoriBrahmana
Menurut teori yang dikemukakan oleh J.C Van Leur ini, bahwa para Brahmana datang dari India ke Indonesia atas undangan pemimpin suku dalam rangka melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf dengan raja-raja di india.
Teori ini di dasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak hindu-buddha di indonesia, terutama prasasti-prasast iberbahasa sanskerta dan huruf Pallawa. Di inda, bahasa dan huruf itu hanya di gunakan dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasainya.

Faktor pendukung teori Brahmana:
·         Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
·         Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan bahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Bahasa Sansekerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan menulis bahasa Sansekerta. Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sansekerta sehingga hanya kaum Brahmana-lah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda.
·         Karena kepala suku yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui seperti raja-raja di India maka mereka dengan sengaja mendatangkan kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensyahkan kedudukan kepala suku di Indonesia menjadi raja. Dan mulailah dikena listilahkerajaan. Karena upacara penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis rajanya juga dinyatakan beragama Hindu, jika raja beragama Hindu makarakyatnya pun aka mengikuti rajanya.
·         Ketika menobatkan raja kaum Brahmana pasti membawa kitab Wedake Indonesia. Sebelum kembali ke India tak jarang para Brahmana tersebut akan meniggalkan Kitab Weda-nya sebagai hadiah bagi sang raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari oleh sang raja dan digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
·         Karena raja telah mengenal Brahmana maka secara khusus raja juga meminta Brahmana untuk mengajar di lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan budaya India dapat berkembang di Indonesia.
·         Sejak itu mulailah secara khusus kepala suku-kepala suku yang lain yang tertarik terhadap budaya dan ajaran Hindu mengundang kaum Brahmana untuk dating dan mengajarkan agama dan budaya India kepada masyarakat Indonesia.
·         Teori ini didukung dengan adanya bukti bahw aterdapat koloni India di Malaysia dan pantai Timur Sumatera (populerdengannamaKampungKeling) yang banyak ditempat ioleh orang Kelingdari India Selatan yang memerlukan kaum Brahmana untuk upacara agama (perkawinandankematian).

Kelemahan teori Brahmana :
·         Kendati  benarhanya para Brahmana yang dapat membaca dan menguasai Weda, tetapi para pendeta hindu itu pantang menyebrangi lautan.

Bantahan atau sanggahan terhadap teori ini :
·         Mempelajari bahasa Sansekerta merupakanhal yang sangat sulit jadi tidak mungkin dilakukan oleh raja-raja di Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui isinya bahkan menyebarkan pada yang lain. Sehingga pasti memerlukan bimbingan kaum Brahmana.
·         Menurut ajaran Hindu kuno seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akankehilangan hak akan kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan hal yang wajar.

4. TeoriArusBalik

                  Menurut teori yang dikemukakan oleh  G. Coedes ini, berkembangnya pengaruh dan kebudayaan India dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri. Bangsa Indonesia mempunyai kepentingan untuk dating dan berkunjung ke India seperti mempelajari agama Hindu dan Budha. Sepulangnya dari India, mereka membawa serta pengetahuan tentang agama dan kebudayaan india.

Banyak orang yang lebih meyakini teoriarus balik, bahwa agama hindu masuk ke Indonesia karena dibawa oleh orang indonesia, yang mempelajarinya ketika mereka berada di india untuk berbagai keperluan. Meski demikian, sampai saat ini teori arus balik masih memerlukan banyak bukti lagi untuk memperkuat kebenarannya.
Sementara itu sekitar abad ke-5 agama Buddha mulai dikenal di indonesia. Pada akhir abad ke-5 seorang biksu india mendarat di sebuahkerajaan di jawa, tepatnya di jawa tengah. Pada akhir abad ke-7, I Tsing penziarah Buddha dari tiongkok, berkunjung ke pulau Sumatra kala itu disebut Swarnabhumi, tepatnya di kerajaan Sriwijaya, ia menemukan bahwa Buddhisme di terima luas oleh rakyat, dengan Sriwijaya sebagai pusat penting pembelajaran Buddhisme.

Pada pertengahan abad ke-8 Jawa Tengah berada dalam kekuasaan raja-raja Dinasti Syailendra yang merupakan penganut Buddhisme. Mereka membangun berbaga imonumen buddha di Jawa, seperti candi Borobudur, monument ini selesai dibangun pada awal abad ke-9.

KelebihanteoriArusBalik :  
·         Ada kemungkinaan para bangsawan di Indonesia perg ike India untuk belajar agama Hindu-Budha dan budaya, tujuanya agar dengan ilmu yang mereka dapat dari India, para bangsawan bias membuat kekuasaan di Indonesia dengan mencotoh kebudayan Hindu-Budha

KelemahanteoriArusBalik :
·         Kemungkinan orang Indonesia untuk belejar agama Hindu-Budha ke India sulit, karena pada masa itu orang Indonesia masih bersifat pasif.

5. TeoriSudra

Teori in idikemukakan oleh Van Faber. Ia mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak atau golongan sudra, mereka menyebarkan agama hindu karena ingin merubah nasib mereka. Orang-orang Sudra yang merupakan golongan terbawah dalam strata kasta Hindu masuk ke Indonesia untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Tapi, teori ini tidak terlalu kuat, karena secara rasional, pengaruh kaum Sudra untuk menyebarkan Agama Hindu tidak terlalu besar dalam mempengaruhi masyarakat di Nusantara. Pada dasarnya, kebudayaan Hindu bukanlah milik cakupan kasta Sudra, karena mereka merasa terisisih dan hanya hidup sebagai budak dan kebudayaan Hindu dianggap terlalu tinggi untuk mereka.
Van Faber berpendapat bahwa  Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan yang  lebih baik,  daripada mereka tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka dijadikan sebagai budak dari para majikan sehingga mereka pergi ke daerah lain bahkan ada yang sampai ke Indonesia untuk mendapat kedudukan yang lebih baik dan lebih dihargai.

BantahanterhadapteoriSudra :
·          Golongan Sudra tidakmenguasai seluk beluk ajaran agama Hindu sebab mereka tidak menguasai bahasa Sansekerta yang digunakan dalam Kitab Suci Weda (terdapat aturan dan ajaran agama Hindu). Terlebih tidak sembarang orang dapat menyentuhnya, membaca dan mengetahui isinya.
·          Tujuan utama golongan Sudra meninggalkan India adalah untuk mendapat penghidupan dan kedudukan yang lebih baik (memperbaiki keadaan/kondisi mereka). Sehingga jika mereka ke tempat lain pasti hanya untuk mewujudkan tujuan utama mereka, bukan untuk menyebarkan agama Hindu.
·         Dalam sistem kasta posisi kaum sudra ada pada kasta terendah sehingga tidak mungkin mereka mau menyebarkan agama Hindu yang merupakan milik kaum brahmana, kasta di atasnya. Jika mereka menyebarkan agama Hindu berarti akan lebih mengagungkan posisi kasta brahmana, kasta yang telah menempatkan mereka pada kasta terendah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar