1.
TeoriWaisya
Teori Waisya dikemukakan oleh N.J Krom berdasarkan alasan motivasi terbesar
datangnya bangsa India ke Indonesia yaitu untuk berdagang. Golongan pedagang dari
kasta Waisya merupakan golongan terbesar yang dating ke Indonesia.Kemudian mereka
menetap di Indonesia. Dalam teori ini, para pedagang India diangggap telah memperkenalkan
kebudayaan Hindu – Budha kepada masyarakat local ketika melakukan perdagangan.
KelebihanteoriWaisya :
·
Banyaknya sumberdaya
alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompokpedagang) tertarik untuk bertransaks
ijualbeli di Indonesia. Saat itu, kebanyakan pedagang yang dating
ke Indonesia berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu, sehingga ketika
mereka berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu dan Buddha.
KelemahanteoriWaisya
:
·
Para
pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf
Pallawa
Bantahan
para ahliterhadapteoriWaisya :
·
Motif mereka dating untuk berdagang, bukan untuk menyebarkan
agama Hindu sehingga hubungan yang
terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja dengan para saudagar (pedagang India) hanya seputar perdagangan
dan tidak akan membawa perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu.
·
Mereka lebih banyak menetap di daerah pantai untuk memudahkan
kegiatan perdagangannya. Mereka dating ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka
singgah mungkin hanya sekedar mencari perbekala n untuk perjalanan mereka selanjutnya
atau untuk menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan.
Sementara itu, kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak terletak di daerah pedalaman
seperti PulauJawa, Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga, penyebarluasan agama
Hindu tidak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya yang menjadi pedagang.
·
Meskipun ada perkampungan para pedagang India di
Indonesia, tetapi kedudukan mereka tidak
berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap sebagaian
besar hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga kehidupan ekonomi mereka tidak
jauh berbeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya yang mereka bawa
tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan kehidupan keagamaan masyarakat
setempat.
·
Kaum Waisya tidak mempunyai tugas untuk menyebarkan
agama Hindu sebab yang bertugas menyebarkan agama Hindu adalah Brahmana. Lagi
pula para pedagang tidak menguasai secara mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan
mereka tidak memahami bahasa Sansekerta sebagai pedoman untuk membaca kitab suci
Weda.
·
Tulisan dalamprasasti danbangunankeagamaan Hindu
yang ditemukan di Indonesia berasal dari bahasaSansekerta yang hanyadigunakan olehKaum
Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan upacara keagamaan.
·
Jika para
pedagang yang berperan terhadap penyebaran kebudayaan, maka pusat-pusar kebudayaan
mestinya hanya terdapat di wilayahperdagangan, seperti di pelabuhan atau di
pusatkota yang ada di dekatnya. Kenyataannya, pengaruhkebudayaan Hindu ini banyak
terdapat di wilayah pedalaman, seperti di buktikan dengan adanya kerajaan bercorak
Hindu di pedalaman pulau Jawa.
2. Teori Ksatria
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia mengatakan bahwa pada masa lampau di
negara India sering terjadi perang antar golongan. Para prajurit yang kalah atau
jenuh dalam menghadapi Perang antar golongan tersebut lantas mereka meninggalkan
India.
Dan menyebar ke berbagai wilayah di dunia. Rupanya, di antaramereka
ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha
mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula
terjadi proses penyebaran agama dan kebudayaan hindu.
Tiga ahli mengemukakan pendapatnya tentang
teori Ksatria :
a)
C.C Berg
Mengemukakan bahwa para ksatria ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Mereka dijanjikan akan diberi hadiah apabila menang, yaitu dinikahkan dengans eorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinan ini, tradisi hindu berkembang dengan mudah di Indonesia.
Mengemukakan bahwa para ksatria ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Mereka dijanjikan akan diberi hadiah apabila menang, yaitu dinikahkan dengans eorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinan ini, tradisi hindu berkembang dengan mudah di Indonesia.
b)
Mookerji
para ksatria ini membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi kerajaan dan menjalinhubungan dengan kerajaan India.
para ksatria ini membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi kerajaan dan menjalinhubungan dengan kerajaan India.
c)
J.L. Moens
Mengemukakan bahwa pada abad ke-5, banyak para ksatria yang melarikan dir ikarena peperangan di India. Para ksatria yang berasal dari keluarga kerajaan mendirikan kerajaan baru di Indonesia.
Mengemukakan bahwa pada abad ke-5, banyak para ksatria yang melarikan dir ikarena peperangan di India. Para ksatria yang berasal dari keluarga kerajaan mendirikan kerajaan baru di Indonesia.
KelebihanteoriKsatria
·
Semangat berpetualang dan menaklukan daerah lain, pada saat itu umumnya dimiliki
oleh para Ksatria (keluarga kerajaan)
KelemahanteoriKsatria :
·
Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan-kerajaan
India, tentunya ada bukti prasasti (jayaprasasti/jayastamba/tugukemenangan)
yang menggambarkan penaklukkantersebut. Akan tetapi, baik di India maupun Indonesia
tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yang
menceritakan tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan
Cola di India, tidak dapat dipakai sebagai bukti yang memperkuat hipotesisi
ni. Hal ini disebabkan penaklukkan tersebut terjadi pada abad ke-11
sedangkan bukti-bukti yang diperlukan harus menunjukkan pada kurun waktu
yang lebih awal.
3. TeoriBrahmana
Menurut teori yang dikemukakan oleh J.C Van Leur ini,
bahwa para Brahmana datang dari India ke Indonesia atas undangan pemimpin suku dalam
rangka melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf dengan raja-raja di
india.
Teori ini di dasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan
kerajaan-kerajaan bercorak hindu-buddha di indonesia, terutama prasasti-prasast
iberbahasa sanskerta dan huruf Pallawa. Di inda, bahasa dan huruf itu hanya di
gunakan dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan
Brahmana yang mengerti dan menguasainya.
Faktor pendukung teori Brahmana:
·
Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling
tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli
kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya
golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
·
Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan bahasa Sansekerta, sedangkan
di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan.
Bahasa Sansekerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca
dan menulis bahasa Sansekerta. Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa
Sansekerta sehingga hanya kaum Brahmana-lah yang dapat dan boleh membaca kitab suci
Weda.
·
Karena kepala suku yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui seperti
raja-raja di India maka mereka dengan sengaja mendatangkan kaum Brahmana dari
India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensyahkan kedudukan kepala suku
di Indonesia menjadi raja. Dan mulailah dikena listilahkerajaan. Karena upacara
penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis rajanya juga dinyatakan beragama
Hindu, jika raja beragama Hindu makarakyatnya pun aka mengikuti rajanya.
·
Ketika menobatkan raja kaum Brahmana pasti membawa kitab Wedake
Indonesia. Sebelum kembali ke India tak jarang para Brahmana tersebut akan meniggalkan
Kitab Weda-nya sebagai hadiah bagi sang raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari
oleh sang raja dan digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
·
Karena raja telah mengenal Brahmana maka secara khusus raja juga meminta
Brahmana untuk mengajar di lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan
budaya India dapat berkembang di Indonesia.
·
Sejak itu mulailah secara khusus kepala suku-kepala suku yang lain yang
tertarik terhadap budaya dan ajaran Hindu mengundang kaum Brahmana untuk dating
dan mengajarkan agama dan budaya India kepada masyarakat Indonesia.
·
Teori ini didukung dengan adanya bukti bahw aterdapat koloni India di
Malaysia dan pantai Timur Sumatera (populerdengannamaKampungKeling) yang banyak
ditempat ioleh orang Kelingdari India Selatan yang memerlukan kaum Brahmana untuk
upacara agama (perkawinandankematian).
Kelemahan teori Brahmana :
·
Kendati benarhanya para Brahmana yang dapat membaca dan
menguasai Weda,
tetapi para pendeta hindu itu pantang menyebrangi lautan.
·
Mempelajari bahasa Sansekerta merupakanhal yang sangat sulit jadi tidak mungkin
dilakukan oleh raja-raja di Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui
isinya bahkan menyebarkan pada yang lain. Sehingga pasti memerlukan bimbingan kaum
Brahmana.
·
Menurut ajaran Hindu kuno seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan
apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akankehilangan
hak akan kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan
hal yang wajar.
4.
TeoriArusBalik
Menurut teori yang
dikemukakan oleh G. Coedes ini,
berkembangnya pengaruh dan kebudayaan India dilakukan oleh bangsa Indonesia
sendiri. Bangsa Indonesia mempunyai kepentingan untuk dating dan berkunjung ke
India seperti mempelajari agama Hindu dan Budha. Sepulangnya dari India, mereka
membawa serta pengetahuan tentang agama dan kebudayaan india.
Banyak orang yang lebih meyakini teoriarus balik, bahwa agama
hindu masuk ke Indonesia karena dibawa oleh orang indonesia, yang
mempelajarinya ketika mereka berada di india untuk berbagai keperluan. Meski demikian,
sampai saat ini teori arus balik masih memerlukan banyak bukti lagi untuk memperkuat
kebenarannya.
Sementara itu sekitar abad ke-5 agama Buddha mulai dikenal di
indonesia. Pada akhir abad ke-5 seorang biksu india mendarat di sebuahkerajaan
di jawa, tepatnya di jawa tengah. Pada akhir abad ke-7, I Tsing penziarah Buddha dari tiongkok,
berkunjung ke pulau Sumatra kala itu disebut Swarnabhumi, tepatnya di kerajaan Sriwijaya, ia menemukan
bahwa Buddhisme di terima luas oleh rakyat, dengan Sriwijaya sebagai pusat penting
pembelajaran Buddhisme.
Pada pertengahan abad ke-8 Jawa Tengah berada dalam kekuasaan
raja-raja Dinasti Syailendra yang merupakan penganut Buddhisme. Mereka membangun
berbaga imonumen buddha di Jawa, seperti candi Borobudur, monument ini selesai
dibangun pada awal abad ke-9.
KelebihanteoriArusBalik :
·
Ada kemungkinaan para bangsawan di Indonesia perg ike
India untuk belajar agama Hindu-Budha dan budaya, tujuanya agar dengan ilmu
yang mereka dapat dari India, para bangsawan bias membuat kekuasaan di Indonesia dengan mencotoh kebudayan Hindu-Budha
KelemahanteoriArusBalik :
·
Kemungkinan orang Indonesia untuk belejar agama
Hindu-Budha ke India sulit, karena pada masa itu orang Indonesia masih bersifat
pasif.
5.
TeoriSudra
Teori in idikemukakan oleh Van Faber. Ia mengatakan
bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak atau golongan sudra, mereka menyebarkan
agama hindu karena ingin merubah nasib mereka. Orang-orang Sudra yang merupakan
golongan terbawah dalam strata kasta Hindu masuk ke Indonesia untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik.
Tapi, teori ini tidak terlalu kuat, karena secara
rasional, pengaruh kaum Sudra untuk menyebarkan Agama Hindu tidak terlalu besar
dalam mempengaruhi masyarakat di Nusantara. Pada dasarnya, kebudayaan Hindu
bukanlah milik cakupan kasta Sudra, karena mereka merasa terisisih dan hanya hidup
sebagai budak dan kebudayaan Hindu dianggap terlalu tinggi untuk mereka.
Van Faber
berpendapat bahwa Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar)
menginginkan kehidupan yang lebih baik, daripada mereka tinggal
menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka
dijadikan sebagai budak dari para majikan sehingga mereka pergi ke daerah lain
bahkan ada yang sampai ke Indonesia untuk mendapat kedudukan yang lebih baik dan
lebih dihargai.
BantahanterhadapteoriSudra :
·
Golongan Sudra tidakmenguasai seluk beluk ajaran
agama Hindu sebab mereka tidak menguasai bahasa Sansekerta yang digunakan dalam
Kitab Suci Weda (terdapat aturan dan ajaran agama Hindu). Terlebih tidak sembarang
orang dapat menyentuhnya, membaca dan mengetahui isinya.
·
Tujuan utama golongan Sudra meninggalkan
India adalah untuk mendapat penghidupan dan kedudukan yang lebih baik
(memperbaiki keadaan/kondisi mereka). Sehingga jika mereka ke tempat lain pasti
hanya untuk mewujudkan tujuan utama mereka, bukan untuk menyebarkan agama
Hindu.
·
Dalam sistem kasta posisi kaum sudra
ada pada kasta terendah sehingga tidak mungkin mereka mau menyebarkan agama
Hindu yang merupakan milik kaum brahmana, kasta di atasnya. Jika mereka menyebarkan
agama Hindu berarti akan lebih mengagungkan posisi kasta brahmana, kasta yang
telah menempatkan mereka pada kasta terendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar