Pada zaman kehidupan manusia purba tidak terlalu berbeda dengan kehidupan manusia purba pada masa-masa sebelumnya. Mereka memenuhi kebutuhan sehari – hari dengan berburu dan mengumpulkan beberapa makanan. Namun, pada masa ini manusia lebih cerdas dibandingkan dengan para pendahulunya. Mereka mulai menetap dan membangun tempat – tempat tinggal yang semi permanen di tepi – tepi pantai, dan di dalam goa goa, sehingga tidak heran di tempat tersebut banyak ditemukan peninggalan – peninggalan pra sejarah. Manusia purba yang hidup pada zaman mesolitikum sudah mempunyai kemampuan membuat kerajinan gerabah dari tanah liat.
Selain itu, mereka juga sudah mulai bercocok tanam meskipun dengan cara yang masih sederhana. Manusia purba pada masa ini masih menggunakan alat – alat yang diambil dari tulang dan tanduk hewan untuk digunakan dalam kehidupan sehari – hari seperti pada masa mengumpulkan makanan tingkat awal atau paleolitikum.
Alat – alat tersebut banyak ditemukan di pulau sumatra, pulau jawa, pulau bali, dan nusa tenggara bagian timur. Barang-barang hasil budaya mesolitikum yang di temukan, diantaranya adalah kapak genggam Sumatra (Sumatralith pebble culture), flake (flakes culture) di daerah Toala, alat dari bahan tulang (bone culture) di Sampung.
CIRI – CIRI ZAMAN MESOLITIKUM
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa zaman mezolitikum memiliki ciri – ciri sebagai berikut ini:
1. Manusia di zaman ini sudah tidak lagi nomaden atau menetap di gua, maupun di pantai.
2. Manusia zaman ini sudah mengumpulkan makanan dan bercocok tanam.
3. Manusia zaman ini sudah bisa membuat kerajinan dari gerabah.
2. Manusia zaman ini sudah mengumpulkan makanan dan bercocok tanam.
3. Manusia zaman ini sudah bisa membuat kerajinan dari gerabah.
MANUSIA PURBA PADA ZAMAN MESOLITIKUM
Manusia purba pada zaman mezolitikum memiliki kecerdasan yang lebih dibandingkan dengan manusia purba pada zaman sebelumnya. Mereka sudah memiliki kebudayaan yang cukup maju dan tatanan sosial yang lebih tertata rapih. Salah satu jenis manusia purba yang hidup pada masa ini adalah Abris sous roche, yaitu manusia purba mendiami gua-gua di tebing pantai. Ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil mereka bersama dengan banyaknya tumpukan sampah dapur yang menggunung tinggi hingga mencapai 7 meter. Tumpukan fosil ini di sebut juga dengan kjokkenmoddinger.
HASIL KEBUDAYAAN ZAMAN MESOLITIKUM
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Zaman Mesolitikum menghasilkan beberapa kebudayaan, di antaranya adalah:
1. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)
Istilah Kjokkenmoddinger diambil dari bahasa Denmark, yaitu kjokken yang berarti dapur dan modding yang berarti sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur. Dalam pengertian yang sebenarnya Kjokkenmoddinger adalah fosil yang berupa timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput sehingga mencapai ketinggian ± 7 meter. Fosil ini ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera, yakni antara daerah Langsa hingga Medan. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba pada zaman ini sudah mulai menetap.
Pada tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian pada Kjokkenmoddinger. Kemudian, dia menemukan kapak genggam yang berbeda dengan kapak genggam pada zaman phaleotikum (chopper).
2. Kapak genggam Sumatera (Sumateralith)
Pada tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di fosil bukit kerang dan menemukan kapak genggam. Temuan tersebut dinamakan sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu pebble/kapak genggam Sumatra (Sumatralith). Kapak ini dibuat dari batu kali yang dipecah – pecah hingga menjadi tajam ujungnya.
3. Hachecourt (kapak pendek)
Selain pebble, Dr. P.V. Van Stein juga menemukan kapak pendek (Hachecourt) di dalam bukit kerang. Kapak ini memiliki bentuk yang lebih pendek (setengah lingkaran) sehingga disebut juga dengan hachecourt/kapak pendek.
4. Pipisan
Di dalam bukit kerang tersebut ternyata ditemukan pipisan, yaitu batu – batu penggiling beserta dengan landasannya. Batu pipisan ini digunakan untuk menggiling makanan dan juga dipergunakan sebagai penghalus cat merah yang berasal dari tanah merah. Cat merah ini diperkirakan sebagai alat untuk keperluan keagamaan dan juga untuk ilmu sihir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar